contoh soal p3k perawat dan jawabannya |
Soal p3k perawat pdf - Apa kabar sahabat pppk ! Diadakan tes seleksi pppk bagi tenaga kesehatan oleh pemerintah untuk mengisi jabatan di berbagai bidang, antaranya formasi kedokteran, farmasi, kebidanan, perawat, gizi, farmasi dan sebagainya.
Perlu diingat, Persaingan untuk lulus seleksi PPPK mengharuskan para pesertanya mempersiapkan diri dengan maksimal. Oleh hal demikian, perlu selalu berlatih soal tes P3K sebagai bekal menghadapi tes sesuai formasi/Instansi yang diikuti masing-masing peserta.
Nah, disini kami mencoba mengumpulkan beberapa Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah yang bisa dijadikan referensi serta latihan soal p3k kesehatan secara mandiri.
Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah No. 1-20
1. Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di RSUD Curup dengan ulkus peptikum. Hasil pengkajian : pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman. Pasien terpasang selang NGT tampak residu kehitaman pada selang. Saat ini, perawat menginstruksikan pasien untuk puasa.
Apakah tujuan utama dari tindakan tersebut ?
a. Membersihkan lambung
b. Mencegah terjadinya aspirasi
c. Mencegah terjadinya muntah
d. Mengistirahatkan kerja lambung
e. Mencegah terjadinya penyumbatan pada usus
Jawaban: (D) Mengistirahatkan kerja lambung
Pembahasan :
Data fokus masalah pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah dengan warna kehitaman. Pasien terpasang selang NGT tampak residu kehitaman pada selang. Masalah keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien adalah resiko perdarahan yang didefinisikan sebagai beresiko mengalami kehilangan darah baik internal maupun eksternal, dengan faktor resiko gangguan gastrointestinal (misal penyakit ulkus lambung, polip, varises). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan masukkan selang nasogastrik untuk menghisap dan memonitor sekresi.
2. Seorang laki-laki berusia 54 tahun dirawat di RSUD Curup dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam sebelum dirawat, terasa terhimpit dan sesak. Tekanan darah 140/60 mmHg, frekuensi nadi 65 x/menit. Setelah diberikan obat ISDN (Isosorbide Dinitrate) 5 mg sublingual, nyeri dada dan sesak napas berkurang.
Apakah fungsi dari pemberian obat tersebut?
a. Sebagai Analgetik
b. Sebagai Vasodilator
c. Sebagai Antidepresi
d. Sebagai Antisupresan
e. Sebagai Antihipertensi
Jawaban : (B) Sebagai Vasodilator
Pembahasan:
Isosorbide Dinitrate (ISDN) adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai vasodilator (pelebar pembuluh darah), khususnya pada kondisi angina pektoris, juga pada CHF (Congestive Heart Failure).
3. Seorang perempuan berusia 24 tahun dirawat di rumah sakit A dengan DHF. Hasil pengkajian : Pasien demam sudah 5 hari lalu, mual, muntah, dan pasien kurang minum. Pasien tampak lemas, mata tampak cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, suhu tubuh 38˚C.
Apakah jenis terapi cairan infus yang tepat diberikan pada pasien dari kasus diatas?
a. IVFD Asering
b. IVFD NaCl 3 %
c. IVFD KA-EN 4B
d. IVFD NaCl 0,9 %
e. IVFD Ringer Laktat
Jawaban: (A) IVFD Asering
Pembahasan:
Data fokus masalah, pasien demam sejak 5 hari lalu, kurang minum, mual, muntah. Pasien tampak lemas, mata tampak cekung, turgor kulit menurun dan mukosa bibir tampak kering. Masalah keperawatan yang tepat pada kasus adalah kekurangan volume cairan/hipovolemia yang didefinisikan sebagai penurunan volume cairan intravaskular, intraselular. Tindakan yang harus dilakukan adalah memberikan terapi cairan secara adekuat, baik per oral maupun intravena. Cairan intravena yang tepat diberikan pada pasien adalah asering. Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi, demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan syok haemoragik.
4. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di rumah sakit B dengan anemia hemolitik. Hasil pengkajian : pasien mengeluh lemah dan tidak bertenaga , mudah lelah saat melakukan aktivitas. Konjungtiva mata tampak anemis dan Hb 6,8 gr/dl. Pasien mendapatkan terapi tranfusi darah PRC sebanyak 2 unit dalam 24 jam.
Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur pemberian tranfusi, kecuali?
a. Melakukan double check
b. Memastikan akses intravena paten
c. Melakukan cek tanda-tanda vital sebelum transfusi
d. Melakukan observasi setiap 15 menit selama pemberian
e. Melakukan idenfikasi pasien sebelum pemberiam tranfusi darah
Jawaban: (D) Melakukan observasi setiap 15 menit selama pemberian
Pembahasan:
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian transfusi adalah melakukan double check, melakukan observasi 5-10 menit pertama, memastikan akses intravena paten, melakukan cek tanda-tanda vital sebelum transfusi dan memastikan kantong darah dalam keadaan baik.
5. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di RS dengan CHF. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi napas 30 x/menit, tampak megapmegap dan penggunaan otot bantu napas serta saturasi oksigen 85%. Apakah tindakan utama yang tepat dilakukan?
a. Menghubungi dokter jaga
b. Memonitor pola napas pasien
c. Memberikan bantuan terapi oksigen
d. Mengatur pasien pada posisi semifowler
e. Melakukan pengecekan analisa gas darah
Jawaban: (C) Memberikan bantuan terapi oksigen
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 30 x/menit, tampak megap-megap dan penggunaan otot bantu napas serta saturasi oksigen 85%. Masalah keperawatan yang tepat pada kasus adalah pola napas tidak efektif yang didukung dengan data dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas abnormal (takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stroke).
6. Pasien Ny. T berusia 52 tahun dirawat di Rumah Sakit M.Yunus dengan riwayat DM Tipe II. Hasil pengkajian: pasien mengalami penurunan kesadaran, glukosa darah sewaktu 632 gr/dl, tampak adanya pernapasan kusmaull, bau keton (+), terdengar suara snoring dengan frekuensi napas 27 x/menit.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada Ny. T ?
a. Melakukan suction
b. Memasang gudel/OPA
c. Memberikan terapi insulin
d. Memberikan terapi oksigen
e. Mengatur posisi semi-fowler
Jawaban: (B) Memasang gudel/OPA
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien mengalami penurunan kesadaran, adanya pernapasan kusmaull, terdengar suara snoring dan frekuensi napas 27 x/menit. Masalah keperawatan pada kasus diatas adalah bersihan jalan napas tidak efektif, pada kasus dikatakan bahwa terdengar snoring yang mengindikasikan terdapat sumbatan di jalan napas. Snoring merupakan bunyi suara napas tambahan yang terdengar seperti orang mengorok yang disebabkan karena sumbatan di jalan napas oleh benda padat (misalnya lidah yang jatuh ke belakang/tenggorokan karena adanya gangguan neuromuskular). Tindakan yang tepat dilakukan perawat adalah memasang gudel/OPA (Oropharingeal Airway).
7. Pasien Tn. K berusia 54 tahun dirawat di Rumah Sakit Gading Cempaka dengan PPOK. Hasil pengkajian : Tn.K sesak napas dengan frekuensi 29 x/menit, tampak adanya otot bantu napas, badan lemas, dan saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu.
Apakah tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat pada Tn.K?
a. Memonitor kelembaban hidung pasien
b. Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam
c. Memperhatikan pemberian konsentrasi oksigen
d. Memonitor adanya tanda-tanda keracunan oksigen
e. Menganjurkan pasien untuk melembabkan hidung secara berkala
Jawaban: (B) Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien sesak napas dengan frekuensi 29 x/menit, tampak adanya otot bantu napas dan saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu. Pada pasien dengan gangguan pernapasan yang mendapatkan terapi oksigen dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini bergantung pada adanya peningkatan kadar oksigen yang ditunjukkan dengan penurunan gejala sesak napas pada pasien dan hasil laboratorium. Humidifier adalah suatu alat untuk melembabkan oksigen sebelum diterima oleh pasien. Humidifikasi bertujuan untuk mencegah terjanya iritasi mukosa saluran napas pasien. Air dalam humidifier harus air steril dan diganti setiap 24 jam, bila cairan hendak ditambahkan sisa cairan harus dibuang terlebih dahulu.
8. Pasien Ny. S berusia 38 tahun dirawat di Rumah Sakit Curup dengan keluhan kelenjar tiroid membesar. Hasil pengkajian : Ny. S sering berkeringat, nafsu makan meningkat, bicara kurang jelas, mudah cemas, berat badan 36 kg, dan tinggi badan 150 cm. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus di atas?
a. Ansietas
b. Defisit nutrisi
c. Resiko defisit nutrisi
d. Gangguan komunikasi verbal
e. Kesiapan peningkatan nutrisi
Jawaban: (B) Defisit nutrisi
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah berat badan 36 kg dengan tinggi badan 150 cm (IMT pasien = 16 kg/m2) dan IMT normal = 18,5 – 25 kg/m2. Masalah keperawatan yang tepat adalah defisit nutrisi. Defisit nutrisi yaitu asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, yang ditandai dengan data mayor berat badan menurun minimal 10% di bawah rendang ideal.
9. Pasien Ny. G berusia 30 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan anemia hemolitik. Hasil pengkajian : pasien mengatakan lemas, tidak bertenaga, mudah lelah, sesak setelah aktivitas serta kepala pusing. Pasien tampak lemah, mukosa bibir tampak kering, konjungtiva anemis, Hb 5,8 gr/dl dan Ht 30%.
Apakah tindakan kolaboratif yang tepat dilakukan pada pasien Ny.G?
a. Memberikan terapi albumin 25%
b. Memberikan terapi transfusi trombosit
c. Memberikan terapi tablet tambah darah
d. Memberikan transfusi darah Packed Red Cell (PRC)
e. Memberikan transfusi Whole Blood Cell (WBC)/darah lengkap
Jawaban: (D) Memeberikan transfusi darah Packed Red Cell (PRC)
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien mengatakan lemas tidak bertenaga, mudah lelah, sesak setelah aktivitas serta kepala pusing. Pasien tampak lemah, mukosa tampak kering, konjungtiva anemis, Hb 5,8 gr/dl, Ht 30%. Masalah keperawatan yang sesuai dengan kasus tersebut adalah intoleransi aktivitas yang didefinisikan sebagai ketidakcukupan energi fisiologis/psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tindakan kolaboratif yang tepat dilakukan adalah dengan memberikan transfusi darah PRC (Packed Red Cell). Transfusi darah bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah pasien dan mengganti sel darah yang rusak secara tepat.
10. Pasien Tn. M berusia 52 tahun dirawat di Rumah Sakit M.Yunus dengan penyakit jantung koroner. Pada saat pasien berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, pasien mengeluh nyeri pada dada dan disertai sesak napas. Hasil pengkajian: pasien tampak kelelahan, frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi nadi 108 x/menit dan
gambaran EKG aritmia. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada Tn. M ?
a. Kelelahan
b. Nyeri kronis
c. Intoleransi aktivitas
d. Pola napas tidak efektif
e. Penurunan curah jantung
Jawaban: (C) Intoleransi Aktivitas
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien mengeluh nyeri dada dan sesak napas setelah berpindah dari kursi roda ke tempat tidur. Kelelahan setelah berpindah posisi, frekuensi napas meningkat 26 x/menit frekuensi nadi meningkat 108 x/menit dan setelah berpindah posisi juga terlihat gambaran EKG aritmia. Masalah keperawatan yang tepat intoleransi aktivitas.
11. Tn. Y berusia 50 tahun dirawat di Rumah Sakit Ummi dengan serosis hepatis. Pasien mengeluh napas terasa sesak ketika berbaring, nyeri skala 8 pada perut kanan atas sejak 2 bulan terakhir dan bengkak pada ekstremitas bawah. Pasien tampak meringis kesakitan, HR 100 x/menit, RR 25 x/menit dan sklera ikterik.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien Tn. Y ?
a. Nyeri akut
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan rasa nyaman
d. Pola napas tidak efektif
e. Kelebihan volume cairan
Jawaban: (A) Nyeri akut
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah pasien mengeluh nyeri pada perut kanan atas sejak 2 bulan skala nyeri 8. Pasien tampak meringis kesakitan. Masalah keperawatan yang tepat adalah nyeri akut.
12. Pasien Tn. N berusia 48 tahun dirawat di Rumah Sakit Curup dengan keluhan sering sakit kepala, pusing kaku pada tengkuk. Tekanan darah 150/70 mm/Hg, HR 85 x/menit dan pasien direncanakan pemeriksaan profil lipid. Apakah persiapan yang tepat dilakukan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan tersebut?
a. Menganjurkan pasien banyak minum air mineral
b. Memberikan terapi antikoagulan 4 jam sebelum pengambilan darah
c. Menganjurkan pasien tidak beraktivitas 9-12 jam seblum pemeriksaan
d. Menginstruksikan pasien puasa 10-12 jam sebelum pengambilan darah
e. Menganjurkan pasien memakan makanan tinggi serat satu hari sebelum pemeriksaan.
Jawaban: (D) Menginstruksikan pasien puasa 10-12 jam sebelum pengambilan darah.
Pembahasan:
Gambaran profil lipid merupakan suatu indikator yang baik untuk memprediksi apakah seseorang memiliki resiko yang besar untuk terkena penyakit jantung koroner. Persiapan sebelum pemeriksaan profil lipid biasanya pasien akan diinstruksikan untuk berpuasa makan dan minum selama 10-12 jam sebelum pemeriksaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi akan diserap ke dalam aliran darah dan bisa memberikan dampak langsung pada tingkat glukosa darah, lemak dan besi. Puasa minimal 10-12 jam (kecuali glukosa minimal 8 jam) akan mengurangi variabilitas substansi tersebut dan juga variabilitas lain dalam darah.
13. Pasien Ny. C berusia 50 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan Multipel fraktur pada ekstremitas bawah. Ny. C mengeluh nyeri ketika kaki digerakkan, sehingga merasa cemas untuk bergerak, kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun, dam IMT 30 kg/m2.
Apakah masalah keperawatan utama yang tepat untuk kasus di atas?
a. Obesitas
b. Ansietas
c. Nyeri akut
d. Berat badan lebih
e. Gangguan mobilitas fisik
Jawaban: (E) Gangguan mobilitas fisik
Pembahasan : Data fokus masalah adalah nyeri ketika kaki digerakkan, kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun, cemas saat bergerak, IMT 30 kg/m2. Masalah keperawatan utama yang tepat adalah gangguan mobilitas fisik.
14. Seorang pasien bernama Ny. L berusia 38 tahun datang ke Poliklinik Bedah dengan keluhan kaki terasa berat, kesemutan dan sering kram pada malam hari. Hasil pengkajian : bengkak dan luka pada ekstremitas bawah, nadi teraba lemah, CRT > 3 detik dan indeks ankle-brachial 0,6. Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a. Nyeri akut
b. Kelebihan volume cairan
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan integritas kulit
e. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Jawaban: (B) Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah kram dan kesemutan pada ekstremitas bawah CRT > 3 detik, nadi perifer teraba lemah, edema dan indeks ankle-brachial < 0,9. Masalah keperawatan yang tepat adalah perfusi jaringan perifer tidak efektif. Dari SDKI 2016 perfusi jaringan perifer tidak efektif yaitu penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh yang ditandai dengan nyeri ekstremitas, CRT > 3 detik, nadi perifer menurun/tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat dan turgor kulit menurun.
15. Seorang pasien Ny.B berusia 44 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan Myasthenia Gravis hari ke-2. Keluarga mengatakan pasien tiba-tiba kesulitan menelan makanan, tersedak saat makan, pasien hanya menghabiskan 3 sendok makanan yang diberikan dari rumah sakit, BB 52 kg, TB 159 cm. Hasil pemeriksaan, terjadi kerusakan pada saraf IX, X, XII. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a. Defisit nutrisi
b. Resiko aspirasi
c. Berat badan lebih
d. Gangguan menelan
e. Resiko defisit nutrisi
Jawaban: (D) Gangguan menelan
Pembahasan:
Data fokus masalah adalah keluarga mengatakan pasien tiba-tiba kesulitan menelan makanan, tersedak setelah mencoba untuk menelan makanan. Masalah keperawatan yang tepat adalah gangguan menelan dibuktikan dengan terjadi kerusakan pada saraf IX (Nervus Glosofaringeal), X (Nervus Vagus), XII (Nervus Hipoglosul). Dimana saraf-saraf ini mengatur fungsi menelan pada tubuh manusia. Gangguan menelan adalah fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral, faring atau esopagus. Didukung oleh data mayor yaitu sulit menelan, batuk setelah makan atau minum, tersedak dan makanan tertinggal di rongga mulut.
16. Pasien Ny. A berusia 35 tahun dirawat di RS dengan cedera medulla spinalis. Hasil pengkajian : pasien kesulitan menggerakkan panggul dan ekstremitas bawah, nyeri saat digerakkan, rentang gerak menurun, ekstremitas teraba dingin, TD 110/70 mm/Hg, HR 70 x/menit dan terpasang kateter urine. Apakah diagnosa keperawatan utama yang tepat?
a. Nyeri akut
b. Resiko syok
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan eliminasi urine
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Jawaban: (C) Gangguan mobilitas fisik
Pembahasan:
data fokus masalah adalah kesulitan menggerakkan panggul dan ekstremitas bawah, rentang gerak menurun, dan nyeri saat digerakkan. Masalah keperawatan yang tepat yaitu gangguan mobilitas fisik, yang merupakan keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri yang ditandai dengan data mayor pasien mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun dan rentang gerak menurun.
17. Pasien Ny. L 26 tahun dirawat di Rumah Sakit Medika dengan post craniotomy hari ke-2. Perawat akan melakukan perawatan luka pada pasien. Saat ini perawat telah membersihkan luka dan kulit di sekitar luka dengan NaCl 0,9%. Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya?
a. Mengkaji kondisi luka
b. Melepaskan handscoon
c. Menutup luka dengan kassa kering
d. Menutup luka dengan kassa lembab
e. Mengoleskan cairan antiseptik pada luka
Jawaban: (E) Mengoleskan cairan antiseptik pada luka
Pembahasan:
Perawatan luka operasi. Opsi “Mengkaji kondisi luka” kurang tepat, ini dilakukan sebelum perawat membersihkan luka dengan NaCl 0,9%. Opsi “Melepaskan handscoon” kurang tepat, ini dilakukan setelah prosedur perawatan luka selesai dilakukan. Opsi “Menutup luka dengan kassa kering” kurang tepat, dilakukan setelah perawat mengoleskan luka dengan cairan antiseptik. Opsi “Menutup luka dengan kassa lembab” salah, ini dilakukan pada perawatan luka kotor. Opsi “Mengoleskan cairan antiseptik pada luka” tepat, setelah luka dibersihkan dengan cairan NaCl 0,9%, selanjutnya perawat mengoleskan luka dengan kassa yang telah diberi cairan antiseptik.
18. Pasien Ny. N berusia 46 tahun datag ke Poliklinik dengan keluhan nyeri pada sendi lutut dan pergelangan tangan. Skala nyeri 5, sering muncul pada pagi hari dengan durasi 30 menit dan sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Pasien merasa cemas untuk bergerak ketika nyeri muncul sehingga pasien hanya tiduran di tempat tidur saja. Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a. Ansietas
b. Nyeri akut
c. Nyeri kronis
d. Intoleransi aktivitas
e. Gangguan mobilitas fisik
Jawaban: (C) Nyeri kronis
Pembahasan:
Data fokus pasien megeluh nyeri pada sendi lutut dan pergelangan tangan, skala nyeri 5, sering muncul pada pagi hari dengan durasi 30 menit, sudah berlangsung lebih dari 3 bulan, ketika nyeri muncul pasien merasa cemas untuk bergerak. Masalah keperawatan yang tepat adalah nyeri kronis.
19. Pasien Tn. D berusia 42 tahun dirawat di bangsal bedah dengan seizure disorder setelah mengalami vulnus punctum pada telapak kaki pasien. Perawat akan memberikan injeksi Phenobarbital pada lokasi ventrogluteal.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat setelah menggunakan handscoon?
a. Menyiapkan obat
b. Identifikasi pasien
c. Memposisikan pasien supinasi
d. Menyuntikkan obat dengan sudut 90 derajat
e. Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
Jawaban: (E) Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
Pembahasan:
Prosedur tindakan injeksi intramuskular, membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol adalah tepat, ini dilakukan setelah perawat menggunakan handscoon untuk mencegah masuknya mikroorganisme.
20. Paisen Ny. G berusia 35 tahun dirawat di Rumah Sakit Curup karena mengalami perdarahan hebat. Pasien mendapat transfusi PRC 2 kantong. Satu kantong darah telah ditransfusikan ke pasien. Saat ini perawat memasang transfusi darah yang kedua. Satu jam kemudian, tiba-tiba pasien mengeluh sesak dan pusing.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat selanjutnya?
a. Hentikan transfusi
b. Beri oksigen nasal kanul 5 Lpm
c. Periksa tanda-tanda vital pasien
d. Ganti produk darah dengan NaCl 0,9%
e. Beri tahu dokter penanggung jawab pasien
Jawaban: (A) Hentikan transfusi
Pembahasan :
Reaksi yang timbul selama atau setelah transfusi darah merupakan reaksi transfusi.
Kesimpulan
Itulan beberapa contoh kumpulan Soal Uji Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah, menjadi referensi panduan bagi para honorer tenaga kesehatan yang saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti seleksi PPPK.
Untuk lebih lengkapnya telusuri GoogleNews. Semoga Sukses!
Tag:
soal,
pppk,
tryout,
perawat,
ayopppk,
soal pppk,
download,
soal p3k perawat pdf,
soal pppk perawat 2023,
soal p3k perawat 2023 pdf,
kisi-kisi soal p3k perawat,
soal pppk kesehatan 2023 pdf,
soal pppk perawat ahli pertama,
contoh soal p3k perawat dan jawabannya,
download kumpulan soal p3k perawat dan jawabannya,