soal p3k perawat 2023 |
Soal PPPK Perawat PDF - Halo sahabat PPPK ! berikut kami sajikan beberapa kumpulan contoh soal PPPK Nakes 2023 perawat lengkap kunci jawaban dan pembahasan, sebagai bahan belajar seleksi tes kompetensi tahun ini.
Adapun untuk Tes Seleksi Kompetensi akan segera dilaksanakan, oleh sebab itu para pelamar PPPK 2023 saat ini banyak yang membutuhkan contoh soal PPPK Nakes perawat untuk latihan belajar.
Mengenai dengan kepastian akan tanggal kompetensi, cek di masing-masing instansi. Nantinya akan disampaikan pada laman resmi setiap instansi atau cek pada kartu ujian.
Perbanyaklah latihan soal-soal pppk itu amatlah penting dan salah satu yang perlu dipersiapkan untuk ujian tersebut yaitu belajar menggunakan contoh-contoh soal supaya lebih terbiasa.
SOAL PPPK Perawat 2023
1. Seorang pasien dirawat dengan fraktur tibia terbuka dan luka robek yang mengenai organ hati. Pasien mendapatkan transfusi darah Packed Red Cell sebanyak 3 kantong dengan indikasi syok hemoragic.
Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada pasien tersebut?
a. Tidak ada dispnea
b. Tidak ada reaksi alergi
c. Nilai kreatinin meningkat
d. Saturasi oksigen diatas 95%
e. Nilai Hb dalam batas normal
Jawaban: (D)
Pembahasan:
Fokus utama saat menangi pasien ini adalah nilai saturasi oksigen. Hal ini dikarenakan saat pasien kehilangan darah, darah tidak sepenuhnya bisa membawa oksigen menuju otak. Jika tindakan berlanjut dengan pemberian transfusi darah, fokus utam tetap pada saturasi oksigen. Saat pasien mendapatkan transfusi darah keluhan seperti sesak bisa saja terjadi dan pasien bisa saja mengalami desaturasi.
2. Seorang laki-laki berusia 32 tahun masuk IGD mengalami KLL dengan keluhan nyari pada tulang belakang skala nyeri 6. Pemeriksaan fisik ditemukan cedera, retak dan retraksi pada tulang belakang, perdarahan 700 ml, GCS 10, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi napas 25x/menit, frekuensi nadi 105 x/menit, suhu 37,2˚C. Telah dirumuskan intervensi keperawatan dengan mempertahankan kepatenan jalan napas dengan teknik Chin Lift dan Head Tilt.
Apakah intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Imobilisasi spinal
b. Kontrol perdarahan
c. Observasi tanda vital
d. Berikan cairan intavena
e. Observasi kepatenan jalan napas
Jawaban: (E)
Pembahasan:
Head tilt (extensi kepala) dilakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah pasien. Caranya dengan meletakkan satu telak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga lidah tegang akhirnya lidah terangkat ke depan. Chin lift (angkat dagu) bertujuan untuk menagngkat otot pangkal lidah ke depan. Caranya menggunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Setelah itu periksa kepatenan jalan napas. Jika pernapasan mulut ke hidung diperlukan, tangan di atas dagu dapat digunakan untuk menutup mulut supaya pernapasan mulut ke hidung lebih efektif.
3. Seorang pasien berusia 50 tahun dirawat di ICU karena CHF dengan ventrikel takikardi. Setelah tim code blue melakukan CPR, tindakan difibrilasi dan CPR kembali, didapatkan hasil monitor EKG berupa sinus takikardi namun nadi masih belum teraba.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya oleh perawat?
a. Hentikan CPR dan pasang akses intravena
b. Hentikan CPR dan berikan posisi recovery
c. Hentikan CPR danberikan ventilasi 10-12/menit
d. Lanjutkan CPR diiringi pemberian tindakan defibrilasi
e. Lanjutkan CPR ditambah pemberian ephineprine 1 mg intravena
Jawaban: (E)
Pembahasan:
Dari kasus didapatkan data gambaran EKG pasien adalah Pulseless Electrical Activity (PEA). PEA adalah keadaan yang ditandai dengan adanya aktifitas listrik jantung yang terekam pada monitor, tetapi tidak teraba adanya denyut nadi pada penderita. Tata laksana PEA sama dengan tatalaksana asystole yaitu pemberian CPR dengan diiringi pemberian ephineprine 1 mg IV tiap 3-5 menit.
4. Seorang pasien 35 tahun mengalami chocking sehingga tiba-tiba batuk dan sulit bicara saat sedang makan apel serta tampak mulai kesulitan bernapas. Pasien tampak obesitas.
Apakah manuver yang tepat dilakukan terhadap pasien?
a. Back Bows
b. Chest Trust
c. Finger Swab
d. Abdominal Trust
e. Heimlich Manuver
Jawaban: (B)
Pembahasan:
Pada kasus didapatkan data dewasa 35 tahun dan mengalami obesitas sehingga manuver yang cocok dilakukan pada pasien tersebut adalah chest trust.
5. Seorang perawat sedang memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami perdarahan post operatif di ruangan itensif suatu rumah sakit. Saat memberikan perawatan tiba-tiba perawat melihat adanya gambaran elektrokardigram tidak memunculkan pulsasi.
Manakah tindakan yang tidak tepat dilakukan untuk mengatasi kondisi pasien tersebut?
a. Defibrilasi
b. Memberikan terapi epinefrin
c. Memberikan terapi vasokonstriktor
d. Memulai resusitasi jantung paru (CPR)
e. Memberikan terapi cairan kristaloid IV
Jawaban: (A)
Pembahasan :
Data fokus, perdarahan post operatif, adanya gambaran elektrokardigram tidak memunculkan pulsasi. Tindakan yang tidak tepat dilakukan untuk mengatasi kondisi pasien adalah defibrilasi. Kondisi yang dialami pasien adalah Pulseless Electrical Activity (PEA) dimana ada gambaran EKG yang tidak memunculkan pulsasi (aktivitas mekanik jantung). PEA termasuk ke dalam jenis non-schoockble rhytm sehingga tidak ditangani dengan melakukan defibrilasi.
6. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dilarikan ke IGD karena mengalami overdosis tricyclic antidepresant. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan frekuensi napas 6-10 x/menit. Hasil analisa gas darah pasien adalah pH 7,25; PaCO2 61 mmHg; PaO2 76 mmHg; HCO3- 26 mmHg; SaO2 89%.
Apakah interpretasi hasil analisa gas darah yang tepat pada pasien tersebut?
a. Asidosis metabolik tidak terkompensasi
b. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
c. Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
d. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian
e. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
Jawaban: (B)
Pembahasan:
Pasien overdosis tricyclic antidepresant, mengalami penurunan kesadaran dengan frekuensi napas 6-10 x/menit. Hasil analisa gas darah: pH 7,25; PaCO2 61 mmHg; PaO2 76 mmHg; HCO3- 26 mmHg; SaO2 89%. Interepretasi hasil analisa gas darah yang tepat pada pasien adalah asidosis respiratorik tidak terkompensasi. pH pasien menunjukkan kondisi asidosis, dengan peningkatan kadar PaCO2 menjadi 61 mmHg (normal 35-45 mmHg) menunjukkan
permasalahan terletak pada respirasi (hipoventilasi) sehingga menyebabkan kondisi asidosis. Nilai HC03- pada pasien tetap normal yaitu 26 mmHg (normal 22-26 mmHg) hal ini menunjukkan tidak terjadinya proses kompensasi.
7. Seorang pasien berusia 55 tahun dengan CHF menjalani perawatan di ruangan HCU. Tiba-tiba saat perawat hendak memonitor kondisi pasien tampak layar monitor menampilkan gambaran EKG ventrikular takikardi. Setelah perawat melakukan pengecekan nadi karotis didapatkan hasil nadi karotis tidak teraba.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada pasien?
a. Defibrilasi
b. Injeksi amiodaron
c. Pemberian aspirin
d. Pemberian clopidogrel
e. Injeksi ephinefrin 1 mg
Jawaban: (A)
Pembahasan:
Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah defibrilasi. Penyakit jantung koroner maupun gagal jantung merupakan salah satu penyebab yang sering menimbulkan ventrikular takikardi. Tindakan yang harus segera dilakukan pada ventrikel takikardi tanpa nadi adalah DC shock atau defibrilasi segera.
8. Pasien perempuan berusia 29 tahun, masuk IGD rumah sakit dengan pasien tidak sadar akibat jatuh dari motor, terdapat luka pada sekitar wajah dan bahu serta kepala, kulit tampak sianosis, tidak ada pergerakan dada, nadi sangat lemah.
Apakah tindakan awal yang dilakukan pada pasien?
a. Beri minum
b. Perbaiki posisi
c. Periksa jalan napas
d. Hentikan perdarahan
e. Berikan bantuan napas
Jawaban: (C)
Pembahasan:
Saat dalam keadaan darurat, prinsip ABC selalu dikedepankan. Kondisi pasien yang mengalami sianosis dan tidak ada pergerakan dada merupakan gejala bahwa pasien mengalami hambatan pada jalan napas. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah memeriksa apakah ada sumbatan pada jalan napas.
9. Tim perawat terlibat dalam proses evakuasi korban di suatu daerah yang mengalami bencana gempa bumi. Perawat melakukan triase pada salah satu korban yang mengalami pneumothorax terbuka.
Apa warna kode yang harus dipasang oleh perawat pada kasus di atas?
a. Biru
b. Hijau
c. Hitam
d. Merah
e. Kuning
Jawaban: (D)
Pembahasan:
Pneumothorax terbuka merupakan situasi yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani segera. Korban memiliki harapan hidup jika segera mendapatkan pertolongan secepatnya. Jadi warna yang harus ditempelkan pada korban yaitu warna merah. Warna merah merupakan prioritas pertama karena mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan napas.
Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorax, syok hemoragic, luka terpotong pada tangan dan kaki, combustio (luka bakar tingkat II dan III > 25%).
10. Seorang laki-laki berusia 30 tahun masuk IGD setelah mengalami luka bakar pada bagian wajah. Pasien diduga mengalami trauma inhalasi.
Apakah tindakan antisipasi yang harus dilakukan perawat?
a. Pemberian oksigen 15 liter dengan nasal kanul
b. Pemberian oksigen 10 liter dengan nasal kanul
c. Pemberian oksigen 100% dengan masker aerosol
d. Pemberian oksigen dengan rebreathing face mask
e. Pemberian oksigen 100% dengan masker wajah non rebreater yang ketat
Jawaban: (E)
Pembahasan:
Jika pasien diduga mengalami trauma inhalasi maka dilakukan pemberian oksigen 100% melalui masker wajah non rebreather dan tight fitting ditentukan sampai kadar carboxyhemoglobin turun 15%. Pada trauma inhalasi, orofaring diinspeksi untuk melihat tanda-tanda erythema, blister atau ulserasi. Kebutuhan intubasi endotraceal juga ditemukan dari hasil inspeksi tersebut.
11. Seorang perawat memberikan perawatan kepada seorang pasien di ruang ICU sebuah rumah sakit. Perawat tiba-tiba melihat gambaran EKG pada monitor yaitu gambar EKG asistol.
Apakah tindakan yang pertama kali harus dilakukan oleh perawat?
a. Defibrilasi
b. Memberikan terapi ephinefrin
c. Memberikan terapi amiodaron
d. Memulai resusitasi jantung paru (CPR)
e. Mengecek nadi dan pemasangan lead EKG
Jawaban: (E)
Pembahasan:
Gambaran EKG yang muncul pada pasien tersebut adalah asistol, yaitu keadaan tidak terdapatnya aktivitas listrik pada jantung. Jika menemukan pasien dengan gambaran aritmia mengancam monitor EKG haruslah diperhatiakan dengan benar karena menyangkut pada tindakan pertolongan yang berbeda. Leads yang lepas juga akan memberikan gambaran yang sama, sehingga pengecekan menjadi hal yang penting pada kasus ini.
12. Seorang perawat mendapati pasien laki-laki berusia 51 tahun yang unresponsive. Pasien tidak bernafas dan tidak teraba nadi. Saat ini, perawat akan melakukan kompresi dada. Untuk mendapatkan high quality CPR, berapakah kecepatan dan kedalaman kompresi yang harus dilakukan perawat?
a. >120 kali/menit; 6-8 cm
b. 60-100 kali/menit; 2-3 cm
c. 80-120 kali/menit; 3-5 cm
d. 100-120 kali/menit; 5-6 cm
e. Tidak ada pilihan yang benar
Jawaban: (D)
Pembahasan:
CPR atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan salah satu yang mendasari bantuan hidup dasar dan dapat bervarias dalam pendekatan optimal terhadap pelaksanaan CPR tersebut. Tergantung pada penolong, korban dan sumber daya yang tersedia. Tetapi, hal-hal yang mendasar tidak mengalami perubahan yaitu bagaimana melakukan CPR dengan segera dan efektif.
Agar CPR efektif maka harus dilakukan dengan kualitas tinggi yang mencakup pada poin berikut:
1) Melakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120 kali/menit
2) Melakukan kompresi dada dengan kedalaman 5-6 cm
3) Recoil penuh setelah setiap kali kompresi
4) Meminimalkan jeda dalam kompresi
5) Memberikan ventilasi yang cukup (2 napas buatan setelah 30 kompresi)
13. Seorang bayi berusia 10 bulan dibawa ke IGD oleh keluarganya setelah menelan benda kecil yang tidak sengaja terletak di dekat bayi. Bayi tidak dapat mengeluarkan suara, terdengar suara stridor dan terdapat sumbatan jalan napas total. Setelah dilakukan teknik back blow diikuti chest thrust berulang-ulang sebanyak 5 kali namun sumbatan napas tidak teratasi dan bayi terlihat semakin membiru. Perawat bersiap melakukan CPR.
Bagaimana rasio kompresi dan ventilasi yang tepat dilakukan perawat?
a. 30 : 2 (satu penolong)
b. 30 : 1 (satu penolong)
c. 15 : 1 (dua penolong)
d. 15 : 1 (satu maupun dua penolong)
e. 30 : 2 (satu maupun dua penolong)
Jawaban: (A)
Pembahasan:
Rasio kompresi ventilasi yang tepat pada infant adalah 30 : 2 jika satu penolong dan 15 : 2 jika terdapat dua penolong.
14. Seorang laki-laki berusia 23 tahun dilarikan ke IGD setelah tidak sengaja merobek bagian brachial arterinya ketika berusaha melompati pagar dengan kawat berduri saat mengikuti kegiatan demonstrasi. Apakah cara yang tepat dan cepat dilakukan perawat untuk menghentikan perdarahan pada pasien tersebut?
a. Pemakaian hemostat (klem)
b. Memberikan terapi platelets agent
c. Memberikan tekanan langsung pada luka
d. Memasang tourniquet pada bagian distal luka
e. Memasang tourniquet pada bagian proximal dari sisi luka
Jawaban: (C)
Pembahasan:
Perdarahan eksternal yang dialami pasien tersebut dapat ditangani dengan cepat dan tepat dengan memberikan penekanan langsung pada luka.
15. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirujuk ke RS karena mengalami perdarahan pasca persalinan. Pasien tampak sangat lemah dan pucat. Pasien mengalami penurunan tekanan darah dengan frekuensi nadi teraba cepat dan lemah. Pasien juga tampak sesak dengan frekuensi napas 30 kali/menit. Diketahui pasien mengalami kehilangan darah lebih kurang 1600 ml. Berdasarkan kondisi pasien tersebut, maka pasien diklasifikasikan syok hemoragic kelompok?
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV
e. Kelas V
Jawaban: (C)
Pembahasan:
Berdasarkan kondisi pasien pada kasus, maka pasien diklasifikasikan syok hemoragik kelas III. Dimana pada kondisi ini pasien mengalami kehilangan darah lebih kurang 30%-40% dari volume darah atau lebih kurang 1500-2000 ml. Frekuensi nadi berada dalam rentang 120-140 x/menit, terjadi penurunan tekanan darah dan tekanan nadi. Laju pernapasan 30-40 x/menit. Keasadaran pasien biasanya cemas atau bingung, haluaran urine 5-15 ml.
16. Seorang pasien datang ke unit emergensi karena mengalami respiratory insufficiency dan dapat mempertahankan respirasi spontannya. Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada pasien tersebut ketika intubasi endotrakeal tidak dapat dilakukan?
a. Thyroidectomy
b. Parathyroidectomy
c. Cricothyroidotomy
d. Jaw thrust maneuver
e. Radial neck dissestion
Jawaban: (C)
Pembahasan:
Tindakan yang tepat dilakukan untuk mengatasi masalah respirasi pada pasien tersebut saat intubasi endotrakeal tidak dapat dilakukan atau kontraindikasi adalah dengan melakukan tindakan Cricothyroidotomy.
17. Seorang perawat melihat adanya perubahan pada monitor EKG pasien. Gelombang P tidak ada, kompleks QRS melebar dan irama reguler tetapi lebih dari 100 x/menit. Perawat bersiap melakukan defibrilasi pada pasien tersebut. Berapakah tegangan yang tepat digunakan perawat (monofasik)?
a. 200 J
b. 250 J
c. 300 J
d. 360 J
e. 120-300 J
Jawaban: (D)
Pembahasan:
Aritmia yang dialami pasien tersebut adalah ventrikular takikardi yang tergolong hockable rhytm sehingga ditangani dengan tindakan defibrilasi. Defibrilasi dilakukan satu kali dengan energi 360 J dengan menggunakan defibrilator monofik. Untuk defibrilator bifasik menggunakan energi 120-200 J. Jika tidak diketahui jenis defibrilator maka defibrilasi dilakukan dengan energi yang diberikan 200 J.
18. Seorang pasien berusia 40 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena mengalami trauma thorax. Perawat sedang melakukan pengkajian terhadap pasien. Apakah tanda dan gejala yang akan ditemukan perawat untuk mendukung diagnosa pneumothorax pada pasien tersebut?
a. Sputum berwarna kemerahan dan konsolidasi
b. Suara paru Bronchovesicular dan bradipnea
c. Ekspansi paru yang tidak equal dan dispnea
d. Barrel Chest dan polycythemia
e. Tidak ada pilihan yang benar
Jawaban: (C)
Pembahasan:
Apabila ada mekanisme ventil, kebocoran udara yang berasal dari paru-paru atau dari luar melalui dinding dada, masuk ke dalam rongga pleura paru-paru atau dari luar melalui dinding dada, masuk ke rongga plura dan tidak dapat keluar lagi, maka udara akan semakin banyak pada satu sisi rongga pleura menyebabkan paru-paru tertekan dan collaps. Pada pasien dengan pneumothorax biasanya ditemukan kondisi dispnea yang berat dan ekspansi paru yang tidak equal.
19. Seorang pasien berusia 27 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami multipel fisikal injuri termasuk fraktur pelvis akibat kecelakaan bermotor. Hasil pengkajian menunjukkan pasien inkoheren, pucat dan diaporesis. Tekanan darah 70/50 mmHg, suhu 36,2˚C, frekuensi nadi 140 x/menit dan frekuensi napas 30 x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien?
a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
c. Resiko penurunan curah jantung
d. Penurunan curah jantung
e. Resiko syok
Jawaban: (E)
Pembahasan:
Data fokus, pasien mengalami multipel fisikal injuri, fraktur pelvis akibat kecelakaan bermotor, pasien inkoheren, pucat dan diaporesis. TD 70/50 mmHg, suhu 36,2˚C, frekuensi nadi 140 x/menit dan frekuensi napas 30 x/menit. Masalah keperawatan yang tepat pada pasien tersebut adalah resiko syok, yaitu kondisi tubuh beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan disfungsi selular yang mengancam jiwa. Dimana pada kasus terdapat faktor resiko kekurangan volume cairan akibat perdarahan yang terjadi karena fraktur pelvis dan multipel trauma yang dialami pasien.
20. Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat di RS dengan kesadaran menurun setelah terjadi KLL pada pasien. Perawat melakukan pengkajian ditemukan respon verbal hanya mengerang, respon motorik pasien menghindar dari stimulasi nyeri, respon mata pasien membuka mata dengan stimulasi nyeri. Pasien muntah 3 kali setelah kejadian kecelakaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT-Scan ditemukan adanya Epidural Hematom.
Berapakah nilai score GCS pasien tersebut?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
Jawaban: (D)
Pembahasan:
Pemeriksaan GCS pada orang dewasa
1) Eye (respon membuka mata)
.Spontan atau membuka mata dengan sendirinya tanpa dirangsang (4)
.Dengan rangsang suara, dilakukan dengan menyuruh pasien untuk membuka mata (3)
.Dengan memberikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari (2)
.Tidak ada respon meskipun sudah dirangsang (1)
2) Verbal (respon verbal atau ucapan)
.Orientasi baik, bicaranya jelas (5)
.Bingung, berbicara mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan waktu (4)
.Mengucapkan kata-kata yang tidak jelas (3)
.Suara tanpa arti seperti mengerang (2)
.Tidak ada respon (1)
3) Motorik (gerakan)
.Mengikuti perintah pemeriksa (6)
.Melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri (5)
.Withdraws, menghindar atau menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri (4)
.Fleksi abnormal, salah satu tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri (3)
.Ekstensi abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh saat diberi rangsang nyeri (2)
.Tidak ada respon (1)
Total GCS pasien adalah E2V2M5 = 9
Kesimpulan
Itulah beberapa Contoh Soal PPPK Nakes 2023 perawat lengkap kunci jawaban dan pembahasan yang bisa dijadikan untuk bahan belajar menjelang uji kompetensi.
Lebih kurang mohon dimaafkan, untuk lebih lengkapnya telusuri GoogleNews. Terima kasih.
Tag:
pppk,
soal pppk,
ayopppk,
contoh soal pppk,
soal p3k perawat pdf,
latihan soal p3k perawat,
soal p3k perawat 2023 pdf,
kisi-kisi soal p3k perawat,
soal pppk kemenag 2023 pdf,
soal pppk kesehatan 2023 pdf,
download soal p3k kesehatan pdf,
download soal pppk arsiparis pdf,
download soal pppk perawat 2023 pdf,
download kumpulan soal p3k perawat dan jawabannya,
kumpulan contoh soal p3k kesehatan dan jawabannya,